Sabtu, 14 September 2013

tahu diri


           sungguh tak mudah bagiku Rasanya tak ingin bernafas lagi Tegak berdiri di depanmu kini Sakitnya menusuki jantung ini Melawan cinta yang ada di hati Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil Pabila kau muncul terus begini Tanpa pernah kita bisa bersama Pergilah, menghilang sajalah lagi Sungguh tak mudah bagiku Menghentikan segala khayalan gila Jika kau ada dan ku cuma bisa Meradang menjadi yang di sisimu Membenci nasibku yang tak berubah Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa Berkali-kali ku telah berjanji menyerah Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil

Kamis, 29 Agustus 2013

ARTI PERSHABATAN

Seekor anjing, berada di tengah jalan menjaga anjing lain yg mati karena tertabrak mobil, dengan menggunakan kakinya, anjing tersebut berusaha membangunkan temannya..

Dia terus berusaha mendorong temannya yg telah mati ke sisi lain dari jalan, tetapi dia terlalu lemah untuk melakukan itu, ketika orang-orang mau menolongnya, dia menyalak, mengusir mereka yg mendekati temannya yg telah mati. Walaupun lalulintas padat, dia tetap tidak mau menjauh dari sahabatnya.

Banyak orang yg menyaksikan kejadian dan sangat terharu, bagaimana seekor anjing bisa menunjukan kesetiaan terhadap temannya.
itulah arti persahabatan.... Tulus banget ya!!








CINTA SEJATI DAN TEMAN SEJATI


TEMAN SEJATI...
Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa'
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?'
MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.
MEMAAFKAN...
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.
MENGERTI...
BUKANlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan.
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu – sedu.
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.
Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang. BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar - benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia.
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar - benar mencintai MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTA SEJATI
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia'.
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADA orang yang berada di sekelilingmu.
Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya dengan 'seseorang'.
Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.

KEPASTIAN


                                         Saat bintang datang, tampak jelas di awan.Ingin ku menggapai kejora,Kan ku peluk sungguh menghapus duka di diri ini.Bila cinta memang harus memilih,Katakanlah pasti kepadaku.Dia atau daku kasih dapatkan cintamu,Takkan ku ingkari kenyataan yang ada,Tiada lelahku menanti dan tunggu.Harapan yang dulu kau janjikan,Namun sampai kapan ku harus selalu begini kasih,Bila cinta memang harus memilih Katakanlah pasti kepadaku.Dia atau daku kasih dapatkan cintamu,Takkan ku ingkari kenyataan yang ada,Dan bila kita memang harus berpisah.Biarkan aku dengan cintaku, dengan jalanku,Kan ku ukir manis kenangan kasih kita.Dia atau daku kasih dapatkan cintamu,Takkan ku ingkari kenyataan yang ada (kepadaku).Dia atau daku kasih dapatkan cintamu,Kan ku ukir manis kenangan kasih kita, kenangan kasih kita, kita


Kamis, 22 Agustus 2013

Menyesal

                          menyesal telah mengatakan itu semua,kukira itu yang terbaik untuk ku.ternyata sama sekali  tidak.aku merasa bersalah,dan terkadang aku jadi selalu memikirkan masalahku itu.aku salah telah mengucapkan itu,karena ucapan ku itu kau menjauh dari ku.kiri,kau menjauh,dan aku jarang melihat mu berada disini.sekalinya melihat itu pun cuma sekelibatan saja.kapan hal itu bisa di perbaiki.karena hal itu,bicara pun gak bisa,ketemu pun gak bisa,apa lagi bicara denganya...

Jumat, 07 Juni 2013

EIGHT_ONE IN 237 JHS

hello,aku akan memberi fakta2 tentang 36 siswa EIGHT_ONE IN 237 JHS.

ADAM : dia ini,bos 81,siapa aja dilawan.mau guru,temenya ,ortunya dilawan semua.
ANGGITA : pinter,selalu ranking 5 , anggita ini kalo udah ketawa suaranya cetar membahana :)
AJI : dia ini sering di panggil KRIS JHON , soalnya mukanya mirip banget sama petinju itu
ALIF : dia ini cowok paling putih di 81
BAIHAQI : dia ini anak rohis , tapi otaknya banok mulu gak kelar2.
CINDY : cantik,lucu,tapi kadang2 suka senyum2 sendiri .
DANDI : si triplek 81 , yang hobinya kentut diem2
DIAN : dian ini tiada hari tanpa bawa selampe , ingusan mulu brey ..
ERWITA : dia ini berkerudung ,lumayan pinter..
FLAMY : si mata4 , pinter, sering dengerin lagu kalo di sekolaah..
HERLINA : dia ini anak paling pinter di 81
HUSTI : cantik,ketawa mulu kaya nenek2
IMANUEL : dia ini seka ngelawak,kalo dia ngelawak rasanya kaya nonton OVJ
IDCE : dia ini bawel,ngomel2 mulu ..
KRISTRIA : dia ini si super BIG
MARIA : dia itu cantik , pinter , tapi kadang2 dia suka bercanda gak jelas
MARKUS : dia ini kerabat imanuel, gak ada bedanya tingkahlakunya .
MEIDY : dia ini lumayan pinter,selalu sabar orangnya ,
FARAS : dia ini mata4,cowok paling pendiem,gayanya gak jauh beda sama cewek
RIZKY : dia ini atlet BK , suka ngebully orang , tapi dia sendiri gak pernah ngaca .
YUSUF : dia ini gak beda jauh sama baihaqi
TIGRIS : dia ini jago dance , lumayan lah pokonya....
SOLAGRACIA : dia ini baik,cantik,lumayan pinter
RILA : dia ini cewek yang bacotnya paling gede di kelas .
SELBI : dia ini cantik,lumayan pinter
SURYA : lumayan pinter,kalo ketawa lawak banget
RAFITA : dia ini pinter,cantik..
ZIAH : dia ini gak bisa jauh2 dari kaca.
ANGGA : dia ini anak paling caper dan tampangnya itu melas banget ..



udah dulu ya FAKTA SISWA  EIGHT_ONE pegel nih ngetiknya..

bye ,,

CIKICIKINJING


CIKICIKINJING,mungkin itu nama yang cukup aneh .. namun,nama itu menjadi arti persabatan ..
  persahabatan yang enggan terpisahkan..
kisah persahabatan ini karena adanya pertemuan ... antara kita,engkau dan aku ..
CIKICIKINJING, terbentuk tanggal 5 oktober 2012 ..cukup lama ya .. dan baru 2 hari yang lalu CIKICIKINJING ANIVERSARY yang ke 9 bulan , kita selalu bermain,bercanda dan jalan2 pun bersama .. susah senang bersama,nama anak CIKICIKINJING yaitu : MEIDY,MELISA,FARAS,DESI,EDRYAN,ARINDA,SALSABILA,MIFTHA. cukup banyak ya ada 8 orang , @cikicikinjing1 follow ya .!!!..

tapi,akhir2 ini CIKICIKINJING jarang main bersama,jarang bercanda,pokoknya beda sama yang dulu . dan mungkin CIKICIKINJING mau bubar . tapi apakah mungkin,perjalanan 9 bulan kita bersama akan terpisahkan begitu saja ..

ALWAYS LOVE YOU CIKICIKINJING

Kamis, 06 Juni 2013

TENTANG CINTA

Pagi yang seperti biasa, murid-murid melangkahkan kaki nya dengan senyuman lebar dipipi nya. Termasuk Rio, kapten basket sekolah yang banyak digandrungi oleh para wanita ini seperti biasa mengawali rutinitas nya bersama Ara, sahabat karib nya yang di kenal sejak ia duduk dibangku sekolah dasar. Rio dan Ara selalu melakukan hal bersama-sama, layaknya seorang kakak dengan adik nya mereka pun selalu berusaha untuk membuat sebuah semangat setiap hari nya dengan bersama-sama.

Rio yang dikenal sebagai kapten basket sekolah ini adalah salah satu dari sekian banyak orang yang selalu menebarkan senyuman untuk semua orang, seperti pelangi.. sinar mata Rio mampu memancarkan aura positive bagi orang-orang yang melihat nya. Seorang siswa berprestasi ini mampu memikat semua wanita yang ada di sekolah. Tapi sayang, sejak dulu Rio tidak pernah mengerti apa itu “mencintai dan dicintai”. Sangat bertolak belakang dengan Ara, hampir semua wanita pernah menjadi tambatan hatinya. Tidak jauh beda dengan Rio.. paras wajah Ara juga mampu membuat wanita jatuh hati pada nya.

Hari-hari mereka penuh canda dan tawa, selalu ada lelucon dalam persahabatan mereka. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan Shilla.. gadis cantik dan baik hati ini datang di kehidupan mereka. Seakan mengubah hidup Rio, semenjak mengenal Shilla diam-diam Rio menyimpan rasa pada Shilla. Hanya Ara yang tahu semua cerita Rio tentang Shilla.

“Kapan nih lo mulai deketin Shilla? Hati-hati, sob! Keburu di gebet orang”.. celetuk Ara saat bel istirahat berbunyi. Jawab Rio dengan santai.. “ah! Lo kayak baru kenal gue sehari aja.. minder gue bos deketin cewek cantik kayak Shilla. lo tau sendiri gimana penyakit gue sekarang”. perdebatan mulai panas saat mereka membicarakan wanita ini, satu-satu nya wanita yang bisa membuat jantung Rio seakan berhenti berdetak saat dua mata mereka saling bertatapan.. “kapan lagi?! Ayolah tunjukin dan kejar cinta lo itu. Gue yakin lo bisa!”.

Waktu terus berputar, kalimat Ara selalu menjadi hantu dalam ingatan Rio.. sebenarnya bukan karena alasan itu yang membuat Rio merasa tidak pantas untuk Shilla. faktor keluarga yang menjadi salah satu alasan kuat Rio, kurang lebih sudah dua tahun Ibu Rio menjadi single parent. Semenjak itu Rio berjanji hanya ingin membahagiakan wanita tercantik nya itu, yang menurutnya adalah Ibu nya.

Alasan lain yang membuat Rio takut adalah Glioma, katagori besar kanker tumor premier yang berasal dari sel-sel glia. Jenis kanker yang dimulai dari otak atau tulang belakang. Rio adalah salah satu penderita kanker tulang belakang yang mungkin mempunyai presentase untuk dapat bertahan hidup hanyalah 50%. Walau awalnya merasa bahwa kanker tersebut adalah sebuah tamparan hebat yang membuat hidupnya sama sekali tidak memiliki arti lagi, Rio secara perlahan memulai mencoba untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan ketegaran dan besenang-senang dengan sahabatnya, Ara. Juga wanita yang di cintainya Shilla.

Ara selalu memotivasi dan meyakinkan Rio bahwa ia layak untuk mendapatkan cinta Shilla. singkat cerita cahaya kehidupan Rio mulai hadir kembali, Shilla yang selama ini didambakan nya sudah menjadi kekasih nya. berkat Ara yang selalu meyakinkannya. “Tuh.. gue bilang juga apa! Lo tuh selalu deh jangan suka putus asa sebelum mencoba. Terbukti kan sekarang Shilla bisa lo dapetin!”. Ujar Ara sambil merangkul pundak sahabatnya itu. “Sekarang gue percaya kalau selama berusaha gue pasti bisa dapetin apa yang gue mau. Makasih banget nih, Sob! Gue coba buat nikmatin hidup gue ini.” Tegas Rio dengan penuh semangat.

Seminggu kemudian Rio datang menemui dokter yang rutin ditemui nya setiap minggu untuk mengetahui bagaimana perkembangan Glioma di tubuh Rio, seakan tersambar petir saat Rio mendengar diagnosa tentang penyakitnya yang diutarakan oleh dokter.. “sel kanker di tulang belakang kamu makin menebar, harapan hidup penderita glioma mungkin hanya 46,33 bulan dengan rentang waktu 38-55 bulan” ucap dokter.. semua hening, waktu terasa berhenti saat vonis itu di jatuhkan pada Rio. Tapi Rio tidak berhenti disitu saja. Ia lebih menikmati hidup nya mulai hari itu dengan Ara sahabat karib nya dan Shilla wanita yang di cintainya.

Kehadiran kanker dalam hidup Rio telah membuat hubungan antara dirinya dengan kekasihnya, Shilla dan Ibumya menjadi begitu terguncang. Di sisi lain penyakit kanker tersebut kemudian membawa Rio untuk mengenal beberapa karakter baru dalam kehidupannya yang mampu membuatnya lebih merasa bahagia atas kehidupan yang telah dijalaninya selama ini.
“Promnight tinggal nunggu hari nih, kita jadi dateng bertiga Ara, kan?” tanya Shilla pada Rio. “jadi dong.. kita bertiga nanti bareng-bareng ya kesana.” Ujar Rio dengan semangatnya.

Malam itu pun datang, semua anak terlihat bahagia saat promnight. Malam ini bisa di sebut sebagai malam perpisahan karena seminggu lagi mereka akan mengadakan hari perpisahan dan kelulusan. Rio lulus dengan nilai yang memuaskan, peringkat pertama dapat diraih nya dalam Ujian Nasional tahun ini. Begitupun dengan Ara.. walaupun tidak sama dengan peringkat Rio, namun Ara mendapatkan universitas yang ia idamkan sejak dulu. Tidak ketinggalan denga Shilla, wanita yang di cintai Rio ini benar-benar lulus dengan hasil memuaskan juga di terima di salah satu universitas kedokteran.

“Hai semuanya… gue mau ngomong sesuatu nih..”. tiba-tiba terdengar suara Rio yang berbicara di tengah kerumunan teman-temannya.. “gue itu sebenernya mengidap Glioma,lhoooo.. kanker tulang belakang dan udah akut banget.. hahahahaha” Rio mengutarakan kaliamat itu dengan nada lelucon dan tertawanya yang cukup keras. Dari sisi lain ada Ara yang menarik Rio dan berkata, “hahahaha lo semua kayak gak tau Rio aja, dia kan biasanya suka bercanda.”

Semua hening, antara percaya atau tidak namun semua teman-teman Rio sekejap merasakan khawatir, tidak lain adalah Shilla.. tersentak menangis saat mendengar kalimat Rio tadi. “Gila lo,Yo! Ngomong apasih lo barusan? Mau buat perhatian baru di sekolah?” Tanya Ara dengan sinis. Dan dengan lantang nya Rio menjawab, “gue Cuma bercanda kali, dan seenggak nya biar mereka nanti gak tanda tanya waktu ngeliat gue udah meninggal”. “heh ngomong apa sih lo?!” Tegas Ara.

Hari yang di tunggu-tunggu datang. Kelulusan itu sudah didepan mata. Semua siswa antusias dengan hari ini, entah apa yang istimewa hari ini.. tapi tetap saja bagi Rio hari ini masih seperti hari biasanya, tanpa ada yang istimewa kecuali hadir nya Shilla yang ada di sampingnya. Hari yang aneh.. tidak biasa-biasanya Rio memeluk Shilla dengan erat, “Shilla.. kamu harus jadi dokter. Kelak suatu saat nanti mungkin Cuma kamu satu-satu na dokter yang bisa sembuhin penyakit aku”. Kata-kata Rio yang membuat Shilla bertanda tanya.

Mala petaka itu datang, saat semua siswa bahagia mendapatkan kelulusan. Namun tidak untuk Rio… “Yo…bangun! Rio kenapaa?!”. Suara teriakan itu datang dari belakang panggung. Ternyata Rio sudah terbaring di lantai, dengan darah yang menyelimuti hidung hingga setengah wajah Rio. Semua panik.. haru biru pun terasa di hari perpisahan ini. Semua darah penuh di setengah wajah Rio, bahkan mata itu.. mata yang mempunyai sorot seperti pelangi seakan redup, habis, dan mati tenggelam merah nya darah itu. Hari perpisahan yang mungkin tidak hanya untuk para siswa. Namun juga untuk Rio...

SEANDAINYA

SEANDAINYA

07.00 am, berpakain rapih dan menata rambut dengan gaya tren remaja jaman skarang sedang ku lakukan dengan terburu-buru. Sambil di iringi ocehan wanita yang baru hadir dalam hidup ku sekitar 3,5 tahun yang lalu dan, harus kah aku sebut ia IBU??kurasa ia, meskipun itu menyiksa ku.
“Tara…cepatlah turun, matahari sudah tinggi..!” teriaknya dari lantai bawah rumah ku

Huufff..aku terus mendesah dalam hati, mengapa ku dapatkan ibu yang cerewat seperti dia, bergegas ku lari dari atas kamar ku ke lantai bawah tanpa memperdulikan keberadaan ibu baru ku itu di bawah anak tangga yang menatap kearah ku dengan senyuman yang sungguh membuat ku muak, aku hanya terus berlari menuju tempat parkir mobil ayah ku. Rupanya ia telah terlambat untuk mrnghadiri rapat, pantas saja ibu terus mengoceh. Perjalanan yang menempuh waktu cukup lama kesekolah ku membuat ayah semakin gelisah. Aku mencoba menghibur ayah dengan menceritakan pemain-pemain bola idola ku.
“yah, Cesh Fabregas katanya mau berkunjung keIndonesia loh akhir musim ini” ucap ku dengan harapan agar ia mau meresponnya

Seandainya
Namun Ayah sama sekali tak menghiraukan ucapan ku itu, Ayah hanya terus menerus menengok ke arah jam tangan yang ia gunakan sambil mengerutkan bibirnya seperti yang biasa aku lakukan saat sedang gelisah, keadan ini semikin membuatku merasa teralienasi semenjak kedatangan ibu. Setiba ku di sekolah, dia sama sekali tak memberiku ucapan semangat untuk mengawali hari ku ini, tak seperti biasanya huufff.
“raa…tunguu…”teriak Dini dari atas ojek langganannya
“kamu kenapa? Kok murung gitu sih?”lanjutnya
“ah’ biasa, ayah gua” jawab ku dengan nada sedikit bergurau
“ooh’ gitu, o yaa…kamu udah tau belum tentang Cesh Fabregas bakal datang ke Indonesia akhir musim ini??!” Tanya Dini dengan wajah yang membuat ku ikut semangat
“ia’lahhh, masa ia sih aku gak tau” sambung ku
***

Tenggg……teng..teng….bel tanda masuk telah bergema hingga memecahkan perbincangan hangat ku dengan Dini, kamipun mempercepat langkah kami menuju ruang kelas.
“oooh’ astagahh..!”jerit ku dengan suara yang sedikit mencekik
“kenapa??”ujar Dini sambil menengok dan menghentikan langkahnya
“inikan hari rabu, aduhhhh..mampus..bakal kena omelan lagi deh” ucap ku dengan nada kessal

Belum cukup 1,5 meter dari kelas ku, ketua kelas yang kejam dan ketus itu sudah meneriaki ku dengan kata-kata yang membuat ku geram.
“eeh’ cepat-cepat dong jalannya, ini bukan istana jadi gak usah so’so anggun jalannya”teriaknya sambil menopangkan kedua tangannya di pinggang seperti penjagal

Apa boleh buat, membantah hanya akan memperburuk keadaan. Alhasil kejadian ini membuat hari ku semakin sial, membuang sampah akhirnya kembali kulakukan. Setelah sanksi dari ketua kelas jahat itu ku lakukan, aku bergegas masuk ke ruang kelas ku. Rupanya pelajaran matematika telah berjalan 1/4jam dan seperti biasa, siswa yang terlambat 1/4 jam dalam pelajaran matematika tidak diizinkan mengikuti pelajaran itu dan di anggap alfa pada mata pelajaran itu.
“sempurnah…ini hari yang paling indah dalam hidup ku, terimakasih tuhan atas keberuntungan ku hari ini”jerit ku sambil menghancurkan tatanan rambut yang membuatku menghabiskan banyak waktu di depan cermin tadi pagi.

Tak sadar bahwa ternyata ada siswa laki-laki yang menjadi idaman ku sejak kelas VII sedang memandangiku sambil cengengesan dan menggendong bola basket sambil berjalan kearahku dengan jalannya yang cool dan seperti mengalami slow motion, itu semakin membuatku mengaguminya. Jaraknya yang semakin dekat kearah ku membuatku membisu dan….
“Tara lagi apa di tempat bau seperti ini?lihat rambut hitam mu itu, menjadi berantakan kan”sapanya sambil mengusap-ngusap kepala ku dan menata kembali rambutku
“ah’kaka bias aja, kaka sendiri disini lagi apa?”jawabku malu-malu
“tadi aku melihat mu dikeluarkan dari kelas, jadi aku mengikuti mu hingga kesini dan meninggalkan kelas basket ku”
haaa???wajah ku memerah seraya berkata “kaka datang kesini karena ku???”Tanya ku padanya dengan mata yang berbinar-binar

Plak…pukulan ka Raka yang detepatkan di bagian jidat ku, menghancukan khayalan yang setidaknya bisa memberiku kesenangan hari ini,
“aa’aaa aduwhh..kaka..”jerit ku dengan nada manja sedikit kesal
“cch’kau ini masih sempat-sempatnya menatapku seperti itu. Dasarr”ledek kak Raka setelah membenturkan bola basketnya ke kepalaku.
kejadian itu semakin membuatku malu, akupun berlari hingga ke bagian belakang sekolah yang pagarnya telah dibolong anak-anak yang gemar membolos. Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan sekolah itu, aku tak mau menambah kesialan ku dengan tetap berada di sekolah, mungkin hang out ke mall bisa menghibur ku.
***

Setiba ku di mall dekat sekolah, aku bertemu dengan kaka-kaka kelas XII diteras bioskop sedang memilih-milih filem, rupanya meraka pun melihat ku dan mengajakku untuk bergabung. Awalnya aku menlolak tapi…
“ayolah…nanti aku traktir deh, mau yah Tara manis”ajak ka Alvin sambil menarik-narik tangan ku

01.56 pm. Setelah selesai nonton dan makan kaka-kaka kelasku itu ingin pergi ke tempat karaoke, mereka tentu mengajak ku juga tapi pergi bersama anak laki-laki membuatku khawatir.
“mmh..maaf kak tapi Tara bener-bener gak bissa”tolak ku penuh nada halus
“ya uda dek’ g’papa”jawab kak Alvin sambil memalingkan wajahnya
Sambil FBan, aku masuk ke dalam lift dan bertemu dengan Ibu. Sempat gugup sih, tapi buat apa aku takut sama dia, memangnya dia siapa berani-beraninya marahin aku.
Setiba dirumah, dia terus menerus menceramahi ku dengan kata yang diulang terus menerus. Sungguh dia membatku kesal dan semakin membencinya. Sempat terfikir bahwa dialah penyebab sikap Ayah ku berubah dan gak care lagi sama aku, sungguh kebencian ini membuat ku ingin sekali membunuhnya.

Hidup sebagai yatim sejak kecil, di besarkan oleh nenek dan hanya dikunjungi ayah seminggu 3X membuat ku tumbuh dengan rasa kurang kasihsayang. Ketika aku berumur 10 tahun, ayah baru ingin tinggal bersama ku, ayah membeli sebuah rumah di kota metropolitan ini. Dan ketika aku berumur 13 tahun ayah memperkenalkan ku dengan seorang wanita yang akan menjadi ibu ku??!!
“nak, ini adalah tante Sindi, Kami akan segera melangsungkan pernikahan minggu depan”ucap ayah dengan bibir yang gemetar penuh khawatir
“ah??dia akan menjadi ibu ku??ayah…are you kidding me??”Tanya ku pada ayah dengan mata yang berkaca-kaca
“Tara..tante akan menjadi ibu yang baik buat Tara. Lagian umur kita hanya berbeda 13 tahun, tante yakin bissa menjadi ibu sekaligus kaka bahkan juga teman yang bisa kamu tempati untuk curhat” sela wanita itu penuh keyakinan
Senyumannya yang so’manis itu membuatku ingin menyiramnya dengan jus alvokat kesukaan ku yang sedang ku genggem. Hal itu membuat ku sangat cemburu, baru beberapa tahun aku menikmati hidup dengan ayah ku, merasakan kasihsayang yang tidak terbagi, hanya untuk aku. Dan semua itu harus berakhir???apakah setelah mereka menikah, ayah masi akan membangunkan ku tiap hari?mengusap-usap kepalaku saat aku tertidur di depan tv?menyelimutiku saat aku tertidur?
***

Tiliiliitt…tililittt…bunyi telfon rumah ku
“ya, hallo…”jawab ibu
“ah’ ia mas..baiklah akan ku sampaikan padanya”lanjut ibu sambil menengok kearah ku
“ada apa?”Tanya ku dengan nada kesal
“ayah mu akan pergi ke jerman 2 hari untuk perjalanan bisnis. Dia menyuruhku untuk mengantar mu besok pagi”jawab ibu sambil tersenyum
Sejenak ku berfikir wajahnya memang menawan, bibirnya yang mungil dan hidung pesek-pesek hotnya itu hampir mirip dengan hidung ku, ah’ tapi entahlah itu hanya celaan Dini danRiska mana mungkin wanita ini mirip dengan ku. Tanpa sadar aku terus memandang kearahnya dan mungkin itu membuatnya berfikir bahwa aku telah bisa menerimanya dalam hidup ku. Ini sungguh buruk bagi ku, lekas ku tinggalkan ruang tamu dan berlari ke kamarku.

Aku masih tak sampai fikir, bagaimana bisa aku besar tanpa seorang ibu disisiku. Bagaimana bisa ia meninggalkan ku saat aku masih bayi, tidakkah ia kasihan melihat ku dulu. Tanpa tersadar bedak yang baru sajja ku usapkan kewajah luntur mengikuti aliran air mataku. Betapa aku membenci dia, dia yang telah melahirkan ku dan pergi begitu saja meninggalkan ku dan ayah, mungkinkah ia kembali kepada kami?aku sungguh ingin sekali merasakan masakan ibu kandungku, ibu yang telah mengandung dan melahirkan ku. Aku ingin sekali merasakan bahagia bersama keluarga ku yang utuh seperti yang teman-teman sebaya ku rasakan., Tapi itu tidak mungkin terjadi, jangankan menjadikan semuanya nyata, menhayalkannya sajja sudah membuatku tampak bodoh.
“acchhh’ siall…kenapa aku begitu lemah akhir-akhir ini??!!”jeritku dalam hati sambil menggeram dan membanting semua barang-barang yang ada di hadapan ku
“ra…?kamu kenapa nak??!!”teriak ibu dari lantai bawah

Karena tak menjawab, ibu memaksa masuk ke dalam kamar ku dan mendapatiku sedang terluka karena kepingan botol kaca farfum yang ibu berikan kepadaku kemarin. Kepingannya itu tertinggal di kulit tangan ku dan mengeluarkan banyak darah sehingga menodai seragam ku.
“aduwhh, tara..tangan kamu ko bisa sampai berdarah gini sih?”Tanya ibu dengan nada khawatir sambil mengolesi lukaku dengan liurnya
Icchh’ ini semua membuatku jijik, mungkin dia hanya berusaha terlihat sebagai ibu yang baik bagi ku, dan itu membuat ku muak. Tapii ??sunguuh aku tidak melihat aura negative dari dirinya, dia kelihatan tulus membantuku tanpa cirri-ciri orang sedang berekting. Ah…apa ni?aku kembali memujinya. Mungkin karena sudah hampir 4 tahun kami hidup bersama, haruskah ku terima ia sebagai ibu sungguhan ku???

07.01 pm
“aku lapar, bisakah kao membuatkan ku makan malam”suruhku tanpa sopan santun sedikitpun

Ibu membuatkan ku ayam panggang dengan bumbu khasnya, dan itu sangat lezat. Dengan tangan yang diperban seperti ini, aku kesulitan menggunakan garpu itu. Tanpa basa basi, ibu langsung mengangkat piringku dan menyuapi ku. Ah’tidak, ini kah trik yang ia gunakan untuk menarik simpati ku??dasar wanita licik. Melihat tatapan matanya yang tulus itu, membuat ku merindukan sosok ibu dalam hidupku. Seandainya ia ada disini bersama ku, aku pasti sangat bahagia sama seperti Dini yang selalu dimanja ibunya.hikss..hikss…hikss.tapi justru karena rasa ingin sekali bertemu itulah yang kini membuatku membencinya, tidak..aku tidak akan pernah bissa menerima keadaanku yang menyedihkan ini. Sekalipun nantinya dia akan datang memohon padaku untuk memaafkan kesalahannya, aku mungkin hanya akan menendangnya menjauh dari hidup ku.
“na’kamu kenapa??ayo buka mulutnya”sahut ibu sambil menyuapiku
“cch’kau piker kau siapa, ha’?kau Cuma ibu tiriku. Jangan pernah menganggapku anak kandungmu apalagi berfikir aku akan menerimamu, dasar wanita penggoda”teriakku sambil menghentakkan tangan kanannya yang akan menyuapi ku.
Aku berlari kekamar dan mengunci pintu, kulepaskan pula perban yang ia pakaikan di lukaku.

Keesokan harinya pukul 07-39 am. Pagi ini aku sengaja bergerak lambat, akan kupastikan ia tidak kuat merawatku seorang diri. Keesokan harinya, aku semakin terlambat sajja. Siapa suruh semalam ia menyuruhku untuk bangun cepat karena ingin menghadiri pemakaman temannya pagi ini, hahaha. Mungkin ibu tak tau, menyuruhku bergegas hanya akan membuatku memperlambat langkahku. Dia hanya bisa pasrah melihat tingkahku.
“hay ra..”sapa kak Alvin tersenyum ramah
“hay kak” jawab ku
“ntar sore ad acara gak. Aku mau ngajak kamu nonton lagi nih, biza kan?bisa dong!”paksanya

Berfikir sejenak, mungkin ini bisa membuat ibu marah padaku?..
“ee’gimana yah??yauda de kak”jawabku dengan yakin
Pip…..pip…klakson ibu dari atas mobil, betapa dia membuatku malu di hadapan ka alfin

Sesampai di rumah, ibu bergegas turun dari mobil dan membukakan ku pintu mobil. Bodoh…dia pikir dengan berprilaku seperti ayah aku akan bisa menerimanya sebagai ibu?? Niatnya itu hanya akan membuatku semakin muak, hanya tatapan sinis yang kuberikan padanya.
“de’ kaka tunggu kamu di depan XXI mall dekat sekolah yah. Jangan telat looo ” pesan singkat kak Alivin
Ku sempatkan untuk shalat duhur terlebih dahulu sebelum pergi ke Mall, walaupun aku kurang ajar tapi shalat ku gak pernah bolong. Sulit untuk meminta izin tanpa alasan yang jelas kepada wanita itu, jadi ku putuskan untuk pergi diam-diam saat dia sedang tertidur lelap.
***

Hari ini lumayan seru, dianterin sampe depan rumah sama ka Alfin rasanya kaya ratu aja. Tapi kok’agak rameyah nih rumah?banyak suara orang menangis dan orang lagi ngaji. Dengan hati yang was-was aku berlari menuju ruang tengah rumah ini, plakkk…ayah menamparku dengan kerasnya hingga wajah ku ini berbalik 180o
“dasar kamu yah, dari mana saja kamu. Ibumu meninggal kamu malah pergi senang-senang”teriak ayah kearah ku
“sudah..man, Tara gak salah apa-apa”ucap nenek menenangkan ayah

Untuk pertamakalinya, ayah memukulku. Ini sunggguh membuatku sedih, apa alasannya?! Saat hendak melangkahkan kaki ke kamar, aku melihat ibu kutelah terkapar kaku dibungkus kain kafan di atas tikar. Ah…sejenak ku ingin sekali tersenyum,melihatnya tapi tiba” seorang wanita yang sebaya dengan ibuku memelukku dari belakang dengan begitu erat. Aku semakin binggung dengan keadaan ini, apa yang terjadi? seseorang tolong beritahu aku.
“tara sayang, sebenarnya wanita yang selama 3 tahun lebih ini kau panggil ibu itu adalah ibu kandung mu, ibu yang mengandung dan melahirkan mu.”ucap wanita itu sambil menangis di punggung ku
“apa maksudmu, kau ingin membodohi ku?kau ingin membuatku merasa bersalah?”kataku sambil melepaskan pelukannya
“Tara, aku mengerti perasaan mu, duduklah dan aku ceritakn semuanya dari awal”ajaknya sambil menopang bahuku
“dulu, saat Sindi ibu mu berumur 15 tahun ia bertemu dengan seorang pria dewasa yang membutnya terpesona, pria itu adalah ayahmu. Dia sungguh jatuh cinta pada lelaki itu, sampai-sampai Sindi rela memberikan keperawanannya kepada lelaki itu. Karena waktu itu dia baru duduk di bangku SMA kelas 2, dia tidak berani untuk membina sebuah keluarga bersama ayah mu yang berkuliah semester akhir itu.”ucap tante yang katanya teman ibu ku itu dengan linangan air mata yang menambah haru malam ini
Sungguh ini seperti pembodohan bagiku, tidak bisa pas dalam fikirkanku tentang apa yang tante ini katakana. Setiap ucapan yang keluar dari bibirnya serasa bualan bagiku, hingga ayah ikut duduk di lantai bersama kami sambil menangis dan mencium tangan ku. Begitu juga dengan nenek yang merawatku dari bayi serta beberapa orang baru yang kujumpai dalam pernikahan ayahku dan ibu dulu.

Seseorang tolong jawab aku!!!mengapa mereka begitu menampakan raut wajah yang seakan ingin mengatakan “sungguh malang nasib mu nak..”dan itu membuat ku buruk, ku coba beranjak dari tempat dudukku dan meninggalkan keharuan yang sedang mereka ciptakan.
“hah’ omong kosong apa ini..!!apakah kalian berusaha mengerjaiku??haa’??”teriaku sambil mengusap air yang mulai mengalir kepipiku
“tara..duduklah nak, kami sungguh mengerti keadaan mu. Tapi kamu harus tahu yang sebenarnya, umurmu sudah dewasa, belajarlah menerima kenyataan hidup ini meskipun pahit”kata paman yang mungkin suami tante yang tadi
Sempat ku pegun sesaat mendengar cerita iu, Yah, dia benar. Aku harus berusaha menjadi dewasa, sambil ku tatap sosok pria yang duduk dilantai sedang menangis itu, entah kenapa hati ku ini sakit sekali. Mungkinkah yang dikatakan orang ini benar adanya, mungkinkah hati kuini sedang ditusuk atao ada bom di dalamnya?? Sakit dan berdetak begitu kencang, kenyataan pahit yang ku terima sangat membebani batin juga fikiran ku.
04.30 am, suara tangisan dan suara orang yang sedang tadarrus membaca yasin membangunkan ku. Belum sempat kubuka seluruh kelopak mata ini, aku mencium bau Ayah yang telah lama kurindukan, ya ini bau ayah yang wangi dan khas itu. Dia memelukku erat seakan aku ini gulingnya, dengan mata yang bengkak dan rambut yang berantakan aku melihatnya begitu menyedihkan. Diakah ayahku?pria dewasa yang telah merusak kehormatan ibuku?haruskah kemarahan ini juga ku utarakan padanya?
Seorang gadis yang hamil diluar nikah dan meninggalakan anaknya bersama pria yang telah menghancurkan hidupnya itu. Membiarkan bayinya dirawat oleh orang tua yang sudah pikun, mengawasiku selama 13 tahun sebelumakhirnya ia masuk dalam hidupku sebagai orang yang membuatku memiliki rasa benci yang besar terhadap sosok IBU. Dialah ibu kandungku, Tante Sindi yang selama ini ku perlakukan dengan kasar tanpa sopan santun sedikitpun bahkan sering kali aku berusaha mebuatnya tampak buruk dimata Ayah agar menendangya dari rumah. Ah’ tidak, apakah aku masih bermimpi??

Jika benar ini mimpi, sungguh ini mimpi terburukku. Kehadiran sosok ibu yang telah lama ku nanti kulewatkan begitu saja tanpa kusadari keberadaannya, bahkan dia orang yang selama hamper 4 tahun ini ku panggil ibu, tewas karena ulahku.
“Ibu…seandainya saja kemrin kau tak usah pergi mencariku, seandainya saja aku meminta izin padamu terlebih dahulu sebelum pergi.!ach’ sial…ini semua gara-gara handphone ini, seandainya saja aku tak lupa membawanya. Ibu pasti tidak akan membaca pesan itu dan pergi mencariku, seandainya saja aku membawanya, orang rumah pasti akan segera mengabari ku. Bahkan ayah yang sedang ada di Jerman bisa lebih dulu berada dirumah dari pada aku.” Jeritku dalam hati sambil terus menangis
“ Ahgggk’ seandainya-seandainya…!seandainya saja aku tidak bodoh dan bisa bersikap dewasa sedikit saja, mencoba menerima kehadiran wanita itu menjadi ibu ku. Pasti aku tidak akan menyesal seperti ini”keluhku dalam hati sambil membanting handphone genggam ku.
Pemakaman pertama yang kuhadiri ini, sungguhkah ini pemakaman Ibu kandungku?untuk pertama kalinya, aku melihat ayah ku menangis untuk orang selain aku, melihatnya begitu tidak berdaya sungguh menyiksa batin ku luka yang pernah ku tahan rasa sakitnya demi tak membuat diriku tampak menyedihkan di hadapan ayah, kini tak dapat ku tahan lagi. Aku sungguh menyesali sikap ku. Masih sulit kuterima kenyataan ini, tapi semuanya telah masuk diakal ku.

Jika memang dulu wanita ini tak ingin membesarkan ku karena alasan pendidikan dan pengaruh social yang akan merubah hidupnya seketika, mungkin ia tidak ingin aku tumbuh menjadi anak haram dan mendapat julukan yang memalukan, memberiku kehidupan yang layak dengan menitipkan ku pada seorang wanita tua pikun yang kaya raya yang tak lain adalah nenek ku dan hadir kembali dalam kehidupan ayahku untuk menjadi Ibu bagiku. Ia, dia hanya ingin memberikan yang terbaik untukku, pantas saja selama ini ia bersikap sabar menghadapi tingkahku.hahahah…sungguh akulah pemeran antagonis dalam cerita ini, aku begitu jahat dan bodoh.
“sudahlah, setidaknya kamu telah merasakan kasihsayangnya sebelum ia pergi”suara ayah dari belakangku yang terus memukul-mukul pundak ku
“iah..”kataku sambil menangis dan mengkerutkan bibirku seperti yang biasa kulakukan


“tara…ayo sini nak gabung sama ayah…”seru ayah mengajakku bermain bananaboot
Ulangtahun ke 17 ku yang kembali ayah rayakan dipantai kute Bali ini terasa kurang tanpa kehadiran Ibu, dibawah pohon kelapa sanalah biasanya Ibu membentangkan karpetnya untuk kami tempati berjemur. Kini hanya ada aku dan ayah, kehidupan yang selalu ku inginkan dulu ini akhirnya terwujud juga. Namun sungguh ku menyesal pernah menginginkan hal ini


Rabu, 05 Juni 2013

KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA

KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA

Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya sedang membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun karena sang mentari begitu menyorotnya.

“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan aku Geby Hallousthycka Lora. Kalian bisa panggil aku Geby, yah, aku sekolah di Global Astura Institute Junior High School, aku kelas 1 SMP. Sekarang, aku duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah aku kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah cantik dan berambut panjang.

Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun langsung pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan memakai bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau aku ini tomboy. Yah, aku sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang bisa disingkat GAI itu, aku punya beberapa teman. Yah, teman sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.

“Ini rutinitas aku, setiap pagi, aku pasti makan roti pakai selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya aku selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini aku bisa bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.

Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby langsung menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!

“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kamu tau caranya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kamu bisa kalau kamu cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud memberikan semangat.

“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, aku nggak akan bisa bohong deh, tentang itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kamu mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.

“Ya, paling nggak, kamu dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia langsung merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, jangan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.

Yah, seperti biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kamu mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell ketakutan.

Geby yang melihat hal itu pun marah. Dan Ia pun langsung menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kamu itu kalau berani jangan sama yang lemah, kalau kamu berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak jelas kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby marah sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.

“Iya, iya, Geby, aku minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi jangan di pukul ya?” Kata Gheo ketakutan. Gheo adalah anak yang paling nakal di sekolah, sebenarnya dia lumayan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, dia jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.

@@@

Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya mirip meja taman, namun yang disayangkan, bangku itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, datang anak laki-laki yang pemberani, yang bisa memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.

Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan memakai kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau dia pakai.

“Nggak apa-apa kok, Va, aku cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak anak-anak disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.

“Iya, biar aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang bisa mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, pasti akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, dia juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.

“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kamu harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka baru beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.

“Hey, dia cool deh,” Kata Assyfa langsung menjerit. Geby yang tidak biasanya mempunyai perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa dia mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?

“Eh, kata kalian, dia cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby memberikan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, dia keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi aku belum tahu namanya” Kata Assyfa.

“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kamu suka sama dia, kamu mau apa? Cari info tentang dia? Nggak usah, aku tau lumayan banyak tentang dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang membuat Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kamu baru bilang?” Tanya Assyfa sampai memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.

“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi aneh sejak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya aku kenal dia, aku pernah bertemu dengannya sebelum sekarang ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.

“Oh iya, dia kan kakak kelas yang waktu pertama kali aku lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu pakai tas abu-abu, dia pangeran yang waktu itu pernah bikin hati aku dag dig dug sampai sekarang, dan aku nggak nyangka, bisa ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si laki-laki cool ini.

Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya melamun tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak bisa konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya bisa mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.

Ia terus memikirkan hal itu sampai jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa melihat yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!

Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang baru saja tergelincir batu kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah melihat ternyata, orang yang peduli dengannya itu adalah orang yang sejak tadi sedang Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby langsung berlari malu ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.

“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang sedang senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa melihat bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia langsung memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.

Ia langsung masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya aku sedang jatuh cinta!” Kata Geby berbicara sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun akhirnya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi cantik rasanya. Ia tidur hingga pagi.

@@@

“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi aku baru bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia langsung bersiap-siap, setelah selesai, seperti biasa. Ia langsung pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang sedang semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.

“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika dia masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok sekarang hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kamu bisa bilang aku hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan bahagia kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.

“By, kamu tau kakak kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, aku tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, aku rasa, aku suka sama dia, kamu tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa membuat Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.

“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, dia di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, aku cukup tau aja tentang nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap bisa suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.

Geby menjadi galau besar saat itu. Geby benar-benar melamun saat itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jika Assyfa tau, aku juga menyukai Devin? Apa ekspresi yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa dia akan sangat marah kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?

Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak lama setelah itu, bel pulang berbunyi.

@@@

“Marcell, aku mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.

“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, dia itu orang yang disukai juga sama Assyfa, aku takut bilang ke Assyfa, kalau aku juga suka sama Devin! Menurut kamu gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.

“Geby, kalau menurut Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby belajar aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby setuju dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.

“Marcell, besok, kamu ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, aku ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama aku ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.

@@@

Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kamu lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.

Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah dia yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.

“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat datang kepada kami. Kami yang merasa anak baru pun tertegun. “Okey, sekarang kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.

“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin dekat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan wanita yang lainnya. Sejak saat itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan makanan lainnya. Assyfa yang melihatnya cemburu. Dia pun mendekati Geby.

“Geby, aku mau tanya, kamu ini sebenarnya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, aku suka sih, Syf, tapi kamu jangan marah yah?” Kataku. “Oh, sejak kapan kamu suka?” Tanya Assyfa. “Sejak aku masih kelas enam SD. Waktu itu aku lihat-lihat sekolahan, terus aku ketemu dia, dan sejak itu aku suka sama dia,” Kataku menjelaskan.

“Ya Ampun Geby, kenapa kamu nggak bilang? Kalau kamu bilang kamu suka sama Devin kan, aku nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi aku udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin datang ke kelas kami.

“Emm… Geby, bisa bicara sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kamu mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.

Assyfa melihat dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi aku nggak suka sama Kakak, aku lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.

Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa langsung menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kamu tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kamu nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kamu nolak dia?” Tanya Assyfa.

Geby, hanya menjawab singkat. “Karena aku lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”

~~~~~~~~~~~~~~ TAMAT ~~~~~~~~~

KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA

KUPILIH SAHABAT DIBANDING DIA

Pagi yang cerah menyapa. Burung yang indah kian bersiul, layaknya sedang membisikkan suatu kiasan kata. Geby, seorang gadis penghuni kota ‘Bandung’ terbangun karena sang mentari begitu menyorotnya.

“Huaah… Ngantuk sekali, Kawan! Kenalkan aku Geby Hallousthycka Lora. Kalian bisa panggil aku Geby, yah, aku sekolah di Global Astura Institute Junior High School, aku kelas 1 SMP. Sekarang, aku duduk dikelas 1-7. Kelas yang terindah yang pernah aku kenal”. Kata Geby, Si Anak yang berbadan langsing, berwajah cantik dan berambut panjang.

Geby yang tersadar hari telah benar-benar pagi pun langsung pergi beranjak dari kasurnya, Ia bergegas mandi dan memakai bajunya. “Aku, suka banget di kuncir satu, banyak yang bilang kalau aku ini tomboy. Yah, aku sih, suka-suka mereka aja, disekolahku yang bisa disingkat GAI itu, aku punya beberapa teman. Yah, teman sebangku ku, namanya Assyfa, dan sahabatku itu namanya Eva…” Kata Geby sambil menguncir rambutnya, dan segera berlari menuju ruang makan keluarganya.

“Ini rutinitas aku, setiap pagi, aku pasti makan roti pakai selai coklat dicampur nanas yang ennaaak banget!” Kata Geby sambil mengambil sehelai roti. “Kawan, hari ini hari senin, biasanya aku selalu sial di hari ini, doakan ya, semoga hari ini aku bisa bebas dari kesialan,”. Lanjut Geby lagi.

Setelah itu pun Geby pamit kepada orangtuanya, dan Geby langsung menunggangi sepeda birunya sambil bersiul. Tiba-tiba, dari belakang terdengar KRIINGG… KRIINGG… KRIINGG… Sepeda Geby terhenti mendengarnya. Suara bel sepeda Marcell, seorang anak culun, berkacamata hitam, dan Berambut lepek. Pokoknya super cupu deh!

“Eh, Marcell” Kata Geby menegur Marcell yang menggendong botol minuman dilehernya. “Geby, kamu tau caranya roll depan dan roll belakang nggak sih? Aku nggak bisa, nih, Geby” Kata Marcell. “Kamu ini, apa yang kamu bisa kalau kamu cuman ngomong doang, tanpa usaha?” Tanya Geby dengan maksud memberikan semangat.

“Aku udah usaha, Geby, tapi tetap aja, roll depan dan roll belakang itu emang susah, aku nggak akan bisa bohong deh, tentang itu, suer, deh, By” Kata Marcell. “Terus kamu mau nya gimana?” Tanya Geby sambil kembali mengayuh sepeda birunya.

“Ya, paling nggak, kamu dong yang bantuin aku, kita kan teman, Geby” Kata Marcell memelas. Geby menoleh ke arah Marcell dengan wajah tak yakin. Lalu, Ia langsung merubah mimik mukanya. “Oke nih, teman? Janji ya, di dalam suka dan duka, jangan cuma kalau mau diajarin rolling doang, ya?” Tanya Geby dengan nada bercanda sambil menyodorkan kelingkingnya. Marcell pun tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Geby. Lalu mereka pun meneruskan perjalanan mereka.

Yah, seperti biasa. Di sekolah, mereka menemukan Gheo And Gank. Mereka suka memalaki teman-teman satu sekolah. Sampai ketika Geby dan Marcell datang. “Eh, mana pajak lewat kamu? Kalau kamu mau lewat, harus kasih ongkos dulu ke kita,” Kata Gheo. “Maaf, Gheo, Marcell belum ada uang, nanti ya, kalau Marcell punya uang, Marcell kasih semua ke Gheo,” Kata Marcell ketakutan.

Geby yang melihat hal itu pun marah. Dan Ia pun langsung menghampiri Gheo’s Gank. “Heh, kamu itu kalau berani jangan sama yang lemah, kalau kamu berani, lawan aku! Lagian, kalian kenapa, sih? Harus mungut pajak yang nggak jelas kayak gini? Emang kalian pikir kalian itu siapa?” Kata Geby marah sambil menyodorkan kepalan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya tegap memegangi kerah baju Gheo.

“Iya, iya, Geby, aku minta maaf, nggak lagi-lagi deh! Tapi jangan di pukul ya?” Kata Gheo ketakutan. Gheo adalah anak yang paling nakal di sekolah, sebenarnya dia lumayan ‘cool’, kalau dibandingkan Marcell, dia jauh lebih keren. Dia tinggi, berkulit putih dan pipinya ‘hollow’.

@@@

Gheo pun pergi meninggalkan Geby. Geby pun duduk dibangku yang berada dibelakang nya. Bentuknya mirip meja taman, namun yang disayangkan, bangku itu tidak ada di taman. “Huft, andai aja, di GAI JHS ini, datang anak laki-laki yang pemberani, yang bisa memberantas Si Gheo’s Gank yang menyebalkan itu” Kata Geby di dalam hati.

Tiba-tiba, Assyfa dan Eva datang. “Kamu kenapa, By? Kok pagi-pagi mukanya sudah di tekuk begitu?” Tanya Eva. Eva itu, anaknya berambut pendek, hitam legam, kulitnya sawo matang dan memakai kacamata ungu yang terlihat imut+elegan kalau dia pakai.

“Nggak apa-apa kok, Va, aku cuma kesal sama Si Gheo CS itu, anak itu nggak ada habis-habisnya memalak anak-anak disekolah ini! Yang ada, nanti lama-lama semua orang pada pindah dari sini,” Kata Geby mengomel.

“Iya, biar aja lah, By, siapa tau, nanti bakal ada pangeran yang bisa mengatasi mereka-mereka itu, entah dari kelas 3, 2 atau bahkan kelas 1, pasti akan ada!” Kata Assyva. Kalau Assyva anaknya berbadan tinggi, langsing, putih kulitnya, matanya bulat, pokoknya perfect deh, dia juga anaknya feminim.. Sayangnya, pipinya agak chubby *dikit.

“Amin, Ya Tuhan, semoga yang kamu harapkan benar-benar terjadi ya, Syf!” Kata Geby. Akhirnya, Eva pun mengajak Assyfa dan Geby untuk masuk kelas. Ketika mereka baru beberapa langkah masuk ke kelas, tiba-tiba ada seorang lelaki yang lewat.

“Hey, dia cool deh,” Kata Assyfa langsung menjerit. Geby yang tidak biasanya mempunyai perasaan kepada seseorang, kali ini merasa beda. Kali ini Ia merasa, bahwa dia mulai menyukai lelaki ini. Tapi siapa ya… Namanya?

“Eh, kata kalian, dia cakep nggak sih?” Tanya Assyfa. “Iya, lumayan, Fa!” Kata Geby memberikan pendapatnya. “Kayaknya, Aku suka deh, sama dia, habis, dia keren sekali, By! Aku suka sama dia, Aku udah sering lihat dia, tapi aku belum tahu namanya” Kata Assyfa.

“Cie… Assyfa, ya udah, kalau kamu suka sama dia, kamu mau apa? Cari info tentang dia? Nggak usah, aku tau lumayan banyak tentang dia!” Kata Eva. Sungguh kata-kata yang membuat Assyfa terkejut. “Serius Va? Kok kamu baru bilang?” Tanya Assyfa sampai memutar badannya. Sedangkan Eva hanya menjawabnya dengan mengangguk.

“Emm… Ya udah deh, kalian ngobrol aja yah? Aku mau ke meja ku dulu,” Kata Geby. Perasaan Geby menjadi aneh sejak itu. Dia jadi berfikir bahwa Ia menyukai Si Lelaki tadi. “Rasanya aku kenal dia, aku pernah bertemu dengannya sebelum sekarang ini! Tapi kapan ya? Lalu dimana?” Kata Geby di dalam hati sambil berusaha mengingat-ingat.

“Oh iya, dia kan kakak kelas yang waktu pertama kali aku lihat-lihat sekolah ini! Dia yang waktu itu pakai tas abu-abu, dia pangeran yang waktu itu pernah bikin hati aku dag dig dug sampai sekarang, dan aku nggak nyangka, bisa ketemu lagi sama dia,” Kata Geby mulai mengingat tokoh si laki-laki cool ini.

Geby menjadi pendiam besar. Dia hanya melamun tanpa memperhatikan kata-kata guru di depan kelas, Ia tidak bisa konsentrasi akan pelajaran. Ia hanya bisa mengingat wajah dan senyuman Si Laki-laki itu. “Siapa ya, namanya?” Ungkap keheranan Geby di dalam hatinya.

Ia terus memikirkan hal itu sampai jam pulang pun tiba. Ia berjalan dengan pandangan yang kosong. Ia hanya menatap lurus kedepan tanpa melihat yang mana sepedanya. Ia hanya melamun. Sampai tiba-tiba…
AWWWWW………!!!!!

Suara yang amat keras terdengar dari Geby yang baru saja tergelincir batu kecil. Tiba-tiba, ada seseorang yang menjulurkan tangannya ke arah Geby. Geby yang semula tidak memperhatikan juluran tangan itu, seketika terpanah melihat ternyata, orang yang peduli dengannya itu adalah orang yang sejak tadi sedang Ia pikirkan. “Makasih Kak,” Kata Geby singkat. Geby langsung berlari malu ke arah sepeda nya. Dan mengayuhnya kuat-kuat, hingga Ia lupa menunggu Marcell.

“La la la la la la la la la…” Nyanyian Geby yang sedang senang. Geby terus bernyanyi sambil mengayuh sepeda tanpa melihat bahwa Ia menjadi pusat perhatian seluruh jalan. Ia langsung memarkirkan sepedanya dan terus menari sambil bernyanyi.

Ia langsung masuk ke kamar. “Oh, Tuhan… Rasanya aku sedang jatuh cinta!” Kata Geby berbicara sendiri. Geby yang terlalu senang itu pun akhirnya memejamkan matanya dan tersenyum indah, tertidur pulas dan bermimpi cantik rasanya. Ia tidur hingga pagi.

@@@

“Wah, kok bisa-bisa nya udah pagi aku baru bangun?” Tanya Geby pada dirinya sendiri. Dia langsung bersiap-siap, setelah selesai, seperti biasa. Ia langsung pergi mengayuh sepeda birunya. “Geby! Kring Kring” Kata Marcell menghentikkan Geby yang sedang semangat pergi ke sekolah. Hari ini parah, Geby tidak memperdulikannya.

“Hay Eva, Assyfa!” Sapa Geby ketika dia masuk ke kelas. “Kamu kenapa? Kemarin muram, kok sekarang hampir suram?” Tanya Eva. “Kok kamu bisa bilang aku hampir suram sih? Darimana? Aku baik dan bahagia kok!” Kata Geby menjelaskan bahwa dirinya dalam keadaan baik.

“By, kamu tau kakak kelas ganteng yang kemarin lewat di depan kelas kita?” Tanya Assyfa. “Oh, yang kemarin? Iya, aku tau, kenapa memangnya?” Tanya Geby balik. “Iya, aku rasa, aku suka sama dia, kamu tau namanya?” Pernyataan dan Pertanyaan Assyfa membuat Geby cukup bersedih. Ia tidak menyangka, sahabatnya juga menyukai orang yang sama.

“Oh ya? Keren! Emang siapa namanya?” Tanya Geby basa-basi. “Itu, namanya tuh Devin Adrianto kalau tidak salah, dia di panggil dengan nama Devin! Bagus kan namanya?” Tanya Assyfa. “Huh, ini parah! Aku janji, aku cukup tau aja tentang nama kamu, Kak Devin! Aku nggak berharap bisa suka lebih dalam lagi sama kamu,” Kata Geby di dalam hati.

Geby menjadi galau besar saat itu. Geby benar-benar melamun saat itu. Dia hanya memikirkan bagaimana keadaannya dengan Assyfa jika Assyfa tau, aku juga menyukai Devin? Apa ekspresi yang akan Assyfa keluarkan nantinya? Apa dia akan sangat marah kepadaku? Atau apa? Aku harus curhat dengan siapa?

Tiba-tiba, terlintas di pikiran Geby, “Oh iya, Si Marcell!” Kata Geby di dalam hati. Tak lama setelah itu, bel pulang berbunyi.

@@@

“Marcell, aku mau curhat nanti sama kamu! Kamu dengar ya?!” Kata Geby. Akhirnya, Marcell dan Geby pun bersepeda bersama ke suatu lapangan luas.

“Kamu mau curhat apa, By?” Tanya Marcell. “Jadi begini, Cell! Aku suka sama seseorang, dia itu orang yang disukai juga sama Assyfa, aku takut bilang ke Assyfa, kalau aku juga suka sama Devin! Menurut kamu gimana?” Kata Geby mencurahkan isi hatinya.

“Geby, kalau menurut Marcell sih, Geby tuh nggak usah suka-sukaan dulu, Geby belajar aja dulu! Nanti kalau mikirin laki-laki, prestasi Geby akan menurun,” Kata Marcell memberi nasehat. Geby setuju dengan saran Marcell. Akhirnya, Geby pun pulang ke rumah dengan mengayuh sepedanya.

“Marcell, besok, kamu ekskul nggak?” Tanya Geby sambil mengayuh sepedanya. “Enggak, aku ekskulnya hari Kamis, Geby” Kata Marcell menjelaskan. “Besok, hari pertama aku ekskul Cinemaography, kira-kira, kesan pertamanya bagaimana ya?” Tanya Geby kepada Marcell. Marcell hanya tersenyum kecil.

@@@

Pagi, hari ini hari pertama ekskul. “Geby!! Kamu kan hari ini ekskul, kamu lupa ya? Kok masih tidur aja?” Tanya Mama Geby. Geby yang merasa kesiangan segera loncat ke kamar mandi. Pergi sarapan dan berangkat ekskul.

Di sekolah, Ia bertemu dengan Kak Devin. “Ya Tuhan, Aku ingin melupakan orang ini! Kenapa malah dia yang ku temui di ekskul ini?” Tanya Geby didalam hati.

“Selamat datang, The New Crew!” Kata Kak Alfi menggucapkan selamat datang kepada kami. Kami yang merasa anak baru pun tertegun. “Okey, sekarang kita akan bagi tim,” Kata Kak Alfi. “Emm… Kelompok Guizver, Geby, Devin, Halvania, Gerald, Vandra dan Arnita” Kata Kak Alfi membagi kelompok kami.

“Ya Tuhan, kenapa Kak Devin ada dikelompokku?”. Yah, semakin lama, Geby semakin dekat dengan Devin. Devin pun lebih perhatian dengan Geby dibandingkan dengan wanita yang lainnya. Sejak saat itu, Devin jadi sering ke kelas Geby hanya sekedar mengantarkan roti sandwich dan makanan lainnya. Assyfa yang melihatnya cemburu. Dia pun mendekati Geby.

“Geby, aku mau tanya, kamu ini sebenarnya suka atau nggak sama kak Devin?” Tanya Assyfa. “Aku… Sebenarnya, aku suka sih, Syf, tapi kamu jangan marah yah?” Kataku. “Oh, sejak kapan kamu suka?” Tanya Assyfa. “Sejak aku masih kelas enam SD. Waktu itu aku lihat-lihat sekolahan, terus aku ketemu dia, dan sejak itu aku suka sama dia,” Kataku menjelaskan.

“Ya Ampun Geby, kenapa kamu nggak bilang? Kalau kamu bilang kamu suka sama Devin kan, aku nggak jadi suka sama dia, By” Kata Assyfa. “Iya, Syf, tapi aku udah nggak terlalu suka kok, Syf” Kata Geby. Tiba-tiba, Devin datang ke kelas kami.

“Emm… Geby, bisa bicara sebentar?” Tanya Devin memanggil Geby. Geby pun menghampiri Devin. “Ada apa Vin?” Tanya Geby. “Aku suka banget sama kamu, waktu pertama ketemu di ekskul, kamu mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Devin.

Assyfa melihat dari kejauhan. Mukanya keruh menahan sedih. Yah, Geby bijak. Dengan tegas, Geby menjawab. “Maaf, Kak, tapi aku nggak suka sama Kakak, aku lebih suka kita satu crew aja” Kata Geby. Assyfa yang sudah bermuka keruh merubah mimik mukanya dan ceria.

Devin pun pergi dengan muka yang sedikit kecewa. Geby pun kembali ke kelas. Assyfa langsung menubruk nya dengan segudang pertanyaan. “Kok kamu tolak Kak Devin? Kenapa? Kamu kan suka sama dia? Aturan kamu nggak usah pikirin perasaan ku, kenapa sih, kamu nolak dia?” Tanya Assyfa.

Geby, hanya menjawab singkat. “Karena aku lebih peduli sahabat, dibanding kan Dia”

~~~~~~~~~~~~~~ TAMAT ~~~~~~~~~